Jumat, 23 September 2011

Preterm Akibat Diabetes Mellitus

            Preterm akibat diabetes mellitus karena pada ibu Diabetes Melitus, ibu mengalami Hiperglikemia yang akan sama dialami oleh janin sehingga janin pun akan  ikut mengalami poliuria yang nanti akan menyebabkan polihydramnion atau hydramnion sehingga terjadi perobekan pada kantung ketuban yang menyebabkan KPD (ketuban pecah dini) karena ketegangan rahim yang berlebihan, sehingga bayi harus dilahirkan pada usia kandungan antara 20 hingga 37 minggu (preterm).



Sumber:
Buku Obstetri William vol.2

ETTY NURVIANI (P.171240090011)
LINA DAMAYANTI (P.171240090016)
SANG AYU MADE AGUSTIANA D (P.171240090028)


Hubungan Diabetes dengan Hidramnion

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar gula darah tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal.
Kadar gula darah pada orang diabetes melitus tinggi (hiperglikemia) oleh karena gula (glukosa) yang diserap oleh usus (dari makanan) kemudian masuk ke dalam darah, tidak dapat dipindahkan ke dalam sel otot, ginjal, adiposit, dan tidak dapat diubah menjadi glikogen dan lemak oleh karena terdapat kekurangan insulin  sehingga gula tertimbun di dalam darah (hiperglikemia).
Sehinga menyebabkan poliuria yaitu terlalu banyak berkemih. Jika kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan mengeluarkan air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak.
Kadar gula darah janin akan sama dengan kadar gula darah ibunya, sehingga janin pun akan mengalami poliuria yang menjadi penyebab dari hidramnion.


Sumber:brudenell,M.1994.Diabetes dalam kehamilan.Jakarta:EGC
Cuningham,f.gary.2005.william obstetric vol.2.jakarta:EGC

OLEH:
NADIA.LISTIANI                           P.171240090019
NOVFITA KURNIASIH                 P.171240090021


HIPERBILIRUBINEMIA

Pada DMG, selain terjadi perubahan-perubahan fisiologi, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Sehingga terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah menyebabkan kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi seperti  hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolic salah satunya hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia dapat timbul sebagai akibat polisitemia yang disertai peningkatan  sel darah merah di mana banyak sel-sel darah merah sedang diproduksi sehingga terjadi ketidakmampuan untuk darah ibu untuk melepaskan oksigen yang berdampak pada janin terhadap  kemampuan hati untuk mengolah bilirubin yang sedang disintesis oleh kelimpahan atas sel-sel darah merah sehingga darah menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran darah ketika darah melalui pembuluh yang kecil yang dapat menyebabkan hiperbilirubinemia
                                                                                                                       
SUMBER:
            Brudenel, Mikael. 1994. Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta : EGC.
            Gary Cuningham, F.dkk. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Kelompok:
1.      Siti rahmawati saragih (P.171240090030)
2.      Utik anjarningrum (P.171240090036)
3.      Rafika arta (P.171240090040)


Diabetes Gestasional

Diabetes mellitus gestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak dapat dikesampingkan kemungkinan adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul seiring kehamilan. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering akan kembali ke regulasi glukosa normal. (Ilmu kebidanan, 2008)
Pada diabetes, glukosa tidak dapat memasuki sel sehingga kadar darah meningkat da kelebihan glukosa terdapat dalam urin (glukosuria). Adanya glukosa di urin menyebabkan efek diuretik yang menyebabkan produksi urin berlebihan (poliuri) , rasa haus berlebihan (polidipsi), rasa lapar terus menerus (polifagia), dan neurophaty.
Asidosis Metabolik  

Asidosis
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida
Sebagian besar ion hydrogen yg dibebaskan dari asetoasetat dan β-Hidroksibutirat terdapat, tetapi asidosis metabolik berat tetap terjadi.  pH plasma yang rendah merangsang pusat pernafasan, menimbulkan respirasi yang cepat dan dalam, yang di beri nama pernafasan kaussmaul. Urin menjadi asam. Namun, bila bila kemampuan ginjal mengganti kation-kation plasma yang menyertai anion-anion organik H+ dan NH4+terlampaui, maka natrium dan kalium keluar melalui urin. Keluarnya elektrolit dan air menyebabkan dehidrasi, hipovolemia dan hipotensi. Akhirnya, asidosis diabetes dan dehidrasi menekan kesadaran menjadi koma. Asidosis diabetes merupakan kedaruratan medis. Karena sekarang infeksi yang dulu sering merupakan penyulit diabetes dapat dikontrol dengan antibiotik. Maka asidosis menjadi penyebab tersering kematian pada diabetes.
KOMA
Koma pada diabetes dapat disebabkan oleh asidosis dan dehidrasi. Namun, glukosa plasma dapat meningkat sampai ke tahap tertentu ketika, tahap bergantung pada PH plasma, hiperosmolaritas plasma menyebabkan ketidaksadaran (koma hiperosmolar). Peningkatan asam laktat dalam darah (asidosis laktat) juga mempersulit ketoasidosis disbetes bila jaringan mengalami hipoksia, dan asidosis laktat itu sendiri dapat menyebabkan koma.


Mekanisme terjadinya asidosis dan koma pada DMG

Faktor etiologi

Usia, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas

Sel beta pancreas rusak/ terganggu

Produksi insulin meningkat

Glukosa dalam darah meningkat

Glukoneogenesis

ipolisis meningkat

Asam lemak bebas meningkat

Asam lemak teroksidasi

Ketonemia

Ketonuria

Ketoasidosis

Asidosis metabolis

Koma
Daftar pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:PT.BPSP

Nama Kelompok
Hairunnisa                               P. 171240090014
Rani Yuhaningsih                   P. 171240090022
Triyas wuandari                      P. 171240090034

Mengapa Ibu dengan Diabetes Gestasional dapat Melahirkan Bayi dengan Hipokalemia?

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.5 mEq/L darah.

Ibu dengan diabetes gestasional menyebabkan ibu hipokalemia karena mengalami poliuri sedangkan pada bayi dapat dilahirkan dengan hipokalemia karena ibu dengan diabetes mempunyai gula darah yang tinggi sehingga janin menerima darah dari ibu dengan konsentrasi gula yang tinggi melalui tali pusat. Janin yang mempunyai insulin yang normal jika menerima darah dengan konsentrasi gula yang tinggi dapat memicu peningkatan kadar insulin pada janin. Peningkatan insulin pada janin mengakibatkan terhambatnya penyerapan kalium dalam darah sehingga bayi mengalami hipokalemia.

Sumber :
Haws, Paulette S. 2003. Asuhan Neonatus Rujukan Cepat. Jakarta : EGC
Schwartz, M.William. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGC



Kelompok:
Asrianti  P.171240090004
Cindy         P.171240090007
Siti Aisyah   P.171240090029

Hubungan Diabetes dengan Vascular Retina Renal

Gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi dari diabetes bisa melukai empat bagian mata : Retina, lensa, saraf optik dan vitreous. Kerusakan retina terjadi perlahan-lahan. Retina memiliki pembuluh darah kecil yang mudah rusak. Bila  gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi untuk waktu yang lama, dapat merusak pembuluh darah kecil. Pertama, pembuluh-pembuluh darah kecil membengkak dan melemah. Beberapa pembuluh darah kemudian menjadi tersumbat dan aliran darah yang melaluinya pun berkurang. Pada awalnya,  mungkin tidak memiliki kehilangan penglihatan dari perubahan ini. Inilah sebabnya mengapa harus dilakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh  setahun sekali bahkan jika pandangan tampaknya baik-baik saja. Pada salah satu mata mungkin mengalami kerusakan lebih dari mata lain, atau kedua mata mungkin mengalami kerusakan yang sama.
Diabetic retinopathy adalah istilah medis untuk masalah diabetes yang paling pada mata.
Diabetic retinophaty mungkin tidak menimbulkan tanda – tanda pada sebagian orang. Namun ada pula tanda – tandanya sebagai berikut, bisa keseluruhan maupun hanya beberapa saja:
·         Pandangan kabur atau penglihatan ganda
·         Rings, lampu berkedip, atau bintik kosong
·         Gelap atau bintik mengambang
·         Nyeri atau seperti adanya tekanan di salah satu atau kedua mata Anda
·         Masalah ketika melihat hal-hal yang keluar dari sudut mata Anda.
·         Jika Anda mengalami kerusakan retina dari diabetes, Anda mungkin memiliki penglihatan yang kabur atau ganda.
 
Diabetes dapat menyebabkan dua masalah mata-terkait lainnya - katarak dan glaukoma. Operasi Katarak dapat membantu melihat dengan jelas lagi. Glaukoma dimulai dari tekanan membesar dalam mata. Seiring waktu, tekanan ini menyebabkan kerusakan saraf utama mata - saraf optik. Kerusakan pertama yang menyebabkan seseorang  kehilangan pandangan dari sisi matanya. Tanpa perawatan, bisa menimbulkan kebutaan. Mengobati glaukoma biasanya sederhana. Dokter mata  akan memberikan tetes khusus untuk digunakan setiap hari untuk menurunkan tekanan dalam mata. Atau dokter mungkin ingin menganjurkan untuk menjalani operasi laser.

Pengaruh diabetes pada ginjal
Gula darah dan tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan glomerulus pada ginjal. Bila ginjal rusak, protein akan keluar dari ginjal ke dalam urin. Kerusakan itu menyebabkan ginjal tidak dapat melakukan fungsinya baik membersihkan sampah dan cairan ekstra. Jadi tidak ada cairan yang menumpuk  dan cairan keluar dari tubuh sebagai urin. Sebaliknya, mereka menumpuk dalam darah Anda. Sebuah tanda awal kerusakan ginjal adalah ketika ginjal mengalami kebocoran sejumlah kecil protein yang disebut albumin ke dalam urin.

Dengan kerusakan yang lebih banyak, kebocoran protein ginjal akan lebih dan lebih. Masalah ini disebut proteinuria. Semakin banyak kotoran  berada dalam darah. Kerusakan ini semakin memburuk dan akan terjadi  gagal ginjal.
 

nefropati diabetik adalah kata medis untuk masalah ginjal yang disebabkan oleh diabetes.

Sumber :
Cunningham, F. Gary, dkk . 2006. Obstetri Williams edisi 21 vol.2 . Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Atita Agnestisia      (P.171240090005)
Awalia Nur Baeti    (P.171240090006)

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) menyebabken IUGR pada janin

Istilah Intrauterine Growth Retardation (IUGR) sering digunakan secara bergantian untuk menunjukkan pertumbuhan janin yang buruk (Alberta Health & Wellness, 2008).
IUGR mengacu pada pertumbuhan janin yang telah dibatasi oleh lingkungan gizi yang tidak adekuat di dalam rahim, sehingga menyebabkan bayi baru lahir tidak mencapai potensi pertumbuhannya.
Penyebab terjadinya IUGR terbahagi pada tiga kategori major yaitu pengaruh dari maternal, janin dan plasenta (Robert et al, 1998) & (Gomella et al, 2004).
Salah satu pengaruh dari Faktor maternal yaitu Diabetes.
Cukup banyak penelitian yang difokuskan pada nutrisi ibu dan efeknya pada tumbuh-kembang janin. Ukuran besarnya janin tidak saja merupakan fungsi dari usia janin, tetapi juga menggambarkan efisiensi transport nutrien ketersediaan nutrien dan sejumlah kofaktor lain. Sebagai contoh pada wanita hamil pengidap diabetes tanpa komplikasi vascular yang signifikan, janin mungkin lebih besar dari normal karna tingginya kadar glukosa ibu dan penyaluran yang efisien. Sebaliknya apabila terjadi kelainan vascular berat sebagai penyulit diabetesnya, janin mungkin lebih kecil dari normal karena terjadi gangguan penyaluran.
Kematian pembuluh darah pada Diabetes Melitus menyebabkan penurunan aliran darah ke uterus dan plasenta sehingga meningkatkan insufisiensi uteroplasenta yang mengakibatkan IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). (Varney, Hellen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 1. Jakarta : EGC. (Hal.636))
Ibu DMG (Diabetes Melitus Gestasional) dengan komplikasi vaskular akan memberikan bayi dengan berat badan rendah pada kehamilan 37-40 minggu karena perubahan metabolik ibu selama masa awal persalinan. (Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. (Hal.291))
Makin tua kehamilan, makin kurang mampu memberikan nutrisi kepada janinnya dan akan semakin gawat apabila terjadi penyakit/komplikasi  hamil seperti Diabetes. (Bagus, Ida. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. (Hal.120))
Ibu dengan DMG akan mengalami hiperglikemia, karena sel Pulau Langerhans tidak dapat memenuhi peningkatan kebutuhan insulin saat hamil. Sehingga janinnya lah yang mampu menghasilkan insulin dalam jumlah banyak, sedangkan efek insulin yang berlebih pada janin yang normal adalah dapat  mengakibatkan hipoglikemia karena menurunnya produksi glukosa endogen yang nantinya akan dikonsumsi oleh janin. Sehingga janin akan terhambat pertumbuhannya. (Cunningham, F.Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC. (Hal.830))
Ibu dengan DMG akan mengalami hiperglikemia, jika glukosa berlebih di dalam darahnya, maka O2  akan sulit masuk dalam aliran darah, terutama aliran darah dari plasenta ke janin. Akibatnya janin akan mengalami hipoxia, dan hipoxia adalah salah satu penyebab pertumbuhan janin terhambat. (Cunningham, F.Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC. (Hal.835).

Disusun Oleh :
  1. Nanda Devita Mulia                         (P.171240090020)
  2. Ryndha Hastuti Wahyuningsih           (P.171240090027)
  3. Vina Wardatul Farhah                      (P.171240090037)

Malformasi Kongenital


Malformasi kongenital Malformasi kongenital merupakan salah satu penyebab utama dari mortalitas perinatal pada kehamilan dengan diabetes. Mekanisme yang pasti bagaimana malformasi tersebut bisa terjadi, belum jelas benar. Dari penelitian terhadap binatang dan ibu hamil diperoleh hubungan antara beberapa kondisi atau keadaan dengan terjadi nya malformasi kongenital.Ada beberapa faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko malformasi kongenital diantara keturunan hewan percoba atau bayi dari ibu diabetes, diantaranya Hiperglikemia dan defisiensi Asam Arakidonat.

Hiperglikemia maternal yang terjadi selama masa kritis dari organogenesis (usia kehamilan dibawah 9 minggu) dihubungkan dengan adanya peningkatan frekuensi malformasi. Hemoglobin glikosilat banyak dipakai sebagai indikator dalam pengawasan hiperglikemia selama organogenesis. Dari percobaan lainnya di peroleh hasil bahwa hiperglikemia dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada yolk sec, gangguan metabolisme mio-inositol, dan bersama-sama dengan defisiensi asam arakhidonat ditemukan dapat menyebabkan defek congenital.

Diabetes Mellitus menyebabkan Infeksi Urinaria Vagina

Sebagian besar wanita, infeksi disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih bawah. 75-90% infeksi ginjal disebabkan oleh bakteri yang memiliki adhesin fimbriae-P. Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur E.coli memiliki pili (adhesin atau fimbriae-P) yang memungkinkan bakteri melekat ke reseptor glikoprotein di membrane sel uroepitel.
Yang memudahkan terjadinya infeksi ialah bendungan urine karena atoni ureter. Penjalaran bacil coli ialah dari usus besar melalui jalan-jalan lymphe ke pyelum. Bendungan dan atoni ureter dalam kehamilan mungkin disebabkan progesterone, obstipasi atau tekanan uterus yang membesar pada ureter. Kadang-kadang infeksi pyelum (piala ginjal) meluas ke jaringann ginjal hingga terjadi pyelonefritis. 


Hiperglikemia mengurangi resistensi terhadap infeksi bakteri, menyebabkan gatal-gatal dan menyebabkan glikosuria
Karena wanita penderita diabetes mellitus sering mengalami rasa haus, maka penderita akan banyak minum, sehingga menyebabkan poliuri (banyak berkemih). Seringnya berkemih akan menyebabkan daerah saluran urinaria-vagina menjadi lebih lembab, yang sangat memungkinkan bakteri merugikan (misalnya E. Coli) untuk tumbuh dan berkembang ditambah personal hygiene yang kurang baik sehingga dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih bahkan bisa menjalar ke vagina. Infeksi tersebut salah satunya akan menimbulkan gatal-gatal pada daerah yang mengalami infeksi.

Banyak infeksi urina karena bakteri (misalnya kerana E. Coli) menyebabkan tak adanya glukosa urina.
Hiperglikemia tanpa glikosuria bisa ditemukan jika ada peningkatan ambang karena berkurangnya aliran plasma pada ginjal.
Menurut Stamler dkk (1990), sekitar 80 % wanita diabetes bergantung insulin mengalami paling tidak satu kali episode infeksi selama kehamilan dibandingkan dengan 25 % pada wanita nondiabetik. Infeksi yang sering terjadi adalah vulvovaginitis kandida, infeksi saluran kemih, infeksi panggul pada masa nifas, dan infeksi saluran napas.

Sumber :
Cunningham, F Gary. 2006. Obstetri Williams Edisi 21 Vol 2. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Obstetri patologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung

Oleh:
Gebby Putri Mayangsari
Risda Nurimanda

Distosia Akibat Diabetes Mellitus


Kebanyakan bayi dari ibu yang diabetes, berukuran besar terutama karena deposit lemak yang berlebihan dibahu dan badan (makrosomia) yang disebabkan perangsangan sel Beta pangkreas oleh glukosa transplasenta terutama selama paruh kedua gestasi yang menyebabkan produksi insulin ekstra. Penyebab keduanya adalah hiperglikemia ibu, yang akhirnya akan merangsang pertumbuhan somatic berlebih. Jadi makrosomia merupakan peningkatan ukuran badan terhadap ukuran kepala kecuali otak sehingga hasilnya sering berupa lengkungan bahi yang lebih besar dari ukuran kepala bayi  hingga rentan mengalami distosia bahu.


Sumber :

Derek Llewellyn-Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6. Jakarta : Hipocrates.
Cunningham F. Gary. 1995. Williams Obstetri Edisi 18. Jakarta : EGC.
Cunningham F. Gary. 2005. Williams Obstetri Edisi 21. Jakarta : EGC.


oleh:
Defi Pazdila ( 171240090008 )

Merlisa Oktaviana Rumahorbo ( 171240090018 )

Makrosomia Janin


Pada ibu yang mengalami kehamilan akan terjadi peningkatan hormone. Salah satu hormon yang meningkat adalah progesteron.ndalam kehamilan progesteron berfungsi untuk merelaksasikan seluruh otot tubuh terutama otot polos pada uterus untuk mempertahankan kelangsungan hidup janin.
            Ternyata proses relaksasi tesebut juga terjadi pada usus ibu yang menyebabkan asupan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh ibu menjadi lama berada dalam usus sehingga terjadi peningkatan penyerapan glukosa dalam tubuh ibu dan akhirnya menyebabkan  hiperglikemi pada ibu. Secara otomatis bayi juga akan mengalami hiperglikemi karena aliran darah bayi berhubungan dengan ibu melalui plasenta.
            Dengan keadaan hiperglikemi, pankreas menghasilkan insulin lebih banyak dari biasanyabsehingga terjadilah hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia pada kehamilan muda merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel somatik yang berlebihan serta pada kehamilan tua merangsang penimbunan lemak. Jika terjadi hiperinsulinemia, janin menyebabkan peningkatan deposin glikogen dalam hepar dan juga merangsang sintesis trigliserida dalam sel-sel adiposa yang menyebabkan sel-sel mengalami hipertropi sehingga terjadi peningkatan kuantitas lemak subkutan yg berakhir dengan macrosomia.




Daftar pustaka

Brudenell, M.1994. Diabetes pada Kehamilan. Jakarta: EGC.
Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Willam Obstetri. Jakarta : EGC.

 oleh :
Amelia
Dini Nuraeni
Devi Ratnasari